BARRU - KERAJAAN NEPO: Sebuah kerajaan yang pernah didirikan di wilayah desa Nepo, Mallusetasi, Barru, Sulawesi Selatan. Kerajaan Nepo merupakan Palili Passajinge (kerajaan bagian yang didasarkan oleh hubungan kekeluargaan), Kerajaan Nepo berkewajiban memberikan upeti sebesar 4 real kepada kerajaaan Suppa (Lontara Manuba).
“Negeri Nepo terbagi dalam empat puluh kampung. Mereka bersaudara dan bersepupu. Bagi yang kuat, tinggal di tanah datar atau tanah hamparan pertanian. Tetapi kampung yang lemah memilih tempat di gunung. Ada pula yang tinggal di tepi aliran sungai, dan ada juga yang tinggal di hutanhutan” (Lontara Nepo Page 198, Terj. Hadrawi, 2014).Struktur Kerajaan Nepo sudah baik, dimana Arung Nepo dibantu oleh Salewatang, Pabbicara, Matoa dan Dewan Adat dalam menjalankan pemerintahan. di dalam naskah lontara Nepo milik Yusuf H.A, disebutkan: La Bongngo Membentuk Jabatan/ Dewan Adat Kerajaan Nepo Dibentuk pula satu Sulewatang serta dua Pabbicara. Sulewatang bertugas sebagai perwakilan raja dan mendidik para anak arung Népo. Pabbicara adalah pejabat yang bertugas menyelesaikan masalah-masalah perkara hukum. Matowa adalah orang yang mengatur pejabat-pejabat istana kerajaan. Sedangkan La Tima, La Tinrang, dan La Pettupiyona, adalah orang-orang yang menjabat sebagai Dewan Adat Népo dan mereka pulalah yang menjaga kemuliaan serta martabat hukum kerajaan Népo (Lontara Nepo Page 202, Terj. Hadrawi, 2014).
Bekas Istana Kerajaan Nepo
Letak bekas Istana Kerajaan Nepo berada di sisi kiri jalan poros desa, tepatnya di depan kompleks pemakaman yang ada di Desa Nepo. Tinggalan arkeologi yang ditemukan dilokasi ini berupa sebaran fragmen gerabah dan fragmen keramik. Lokasi istana Kerajaan Nepo kini sudah menjadi area persawahan masyarakat.Hal unik dari Kerajaan Nepo yaitu pernah dipimpin oleh 40 raja secara bersama-sama, keempat puluh raja ini kemudian digelari Arung Patappuloe. Keempat puluh raja ini masih memiliki hubungan kekeluargaan hingga hubungan kekerabatan. Dengan terbentuknya Kabupatena Barru, maka berakhir lah masa pemerintahan dari Andi La Calo pada tahun 1960. Penghapusan Swapraja Mallusetasi dan dilebur menjadi Kabupaten Barru mengakhiri masa yang cukup panjang dari perjalanan sejarah Kerajaan Nepo.
Kerajaan Nepo terletak di Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. adalah sebuah kerajaan berdaulat yang berpengaruh penting di Sulawesi selatan pada masa lampau. Kerajaan ini terbentuk pada paruh kedua abad ke-16, setelah raja Gowa I Manri Gau Bonto Karaeng Lakiung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565) melakukan perluasan kekuasaan terhadap kerajaan lokal di sulawesi selatan. Karena itu kerajaan ini tidak termasuk sebagai salah satu kerajaan diantara kerajaan yang berkembang di pesisir barat jazirah selatan pulau sulawesi yang ditaklukkan oleh kerajaan Gowa.
Proses pembentukan kerajaan Nepo dihubungkan dengan tokoh legendaris La Bongo, setelah sebelumnya diperintah oleh Arung PatappuloE (Raja Empat Puluh). Tokoh ini berperan membentuk kerajaan Nepo, lepas dari kerajaan Sawitto. Kerajaan Nepo tergabung dalam konfederasi Malusetasi bersama kerajaan Bojo, Palanro, Soreang, dan Bacukiki. Sekarang kerajaan Nepo telah menjadi desa Nepo di kecamatan Mallusetasi, kabupaten Barru.
Silsilah raja Nepo
Kerajaan Nepo pernah dipimpin oleh Arung Patappuloe (raja empat puluh) merupakan 40 raja yang memerintah secara bersamaan. Setelah Arung Patappuloe, terdapat 13 raja yang pernah memerintah di kerajaan Nepo, salah satunya yaitu La Bongo yang merupakan putra dari Datu Suppa.
Berikut ini silsilah raja-raja Nepo:
Arung Patappuloe / raja empat puluh (40 raja yang memerintah secara bersamaan)Arung La BongoArung I Timang RatuArung La MakkarakaArung La PassampoiArung La PabbiseangArung La IppungArung La SolongArung LaicaArung I MessangArung I SimatanahArung SingkerukaArung I MakungArung La Calo
La Calo adalah arung Nepo yang terakhir berkuasa sebab pada masa pemerintahannya pengaruh kolonial meluas dan menguat di Sulawesi Selatan, termasuk pula di kerajaan Nepo.
Catatan: Jika Ada Salah Dalam Penulisan Sejarah Nepo Mohon Dimaafkan Dan Diluruskan.
Jika Ada Yang Lebih Paham, Isi Tulisan Ini menurutnya Tidak Sesuai, Wajib Kita Perbaiki Bersama Untuk dipelajari Dan Dititipkan untuk Generasi, Agar Tidak Lupa Sejarah Nepo.
(Red)